Kalimat berpredikat verba semitransitif yang objeknya hadir disebut kalimat ekatransitif, dan yang objeknya tidak hadir disebut kalimat taktransitif. Disamping itu, tentu saja terdapat kalimat dengan verba pasif. Verba ada mempunyai ciri khusus, yaitu dapat menghasilkan kalimat yang urutan fungsinya terbalik. Berikut adalah pembahasan untuk Contents1 Kalimat Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Bentuk, Dan Fungsinya Pengertian Kalimat Menurut Para Ciri-Ciri Unsur-Unsur Ciri dan Contoh dari Masing-masing Unsur Subjek/Subyek S Predikat P Objek O Keterangan K Jenis Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Struktur Kalimat dasar berpola Kalimat dasar berpola Kalimat dasar berpola Kalimat dasar berpola Kalimat dasar berpola Kalimat dasar berpola Jenis Fungsi Share thisPengertian Kalimat – Biasanya kalimat adalah serangkaian kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Setiap kata yang terlibat disusun sesuai dengan kaidahnya. Di setiap katanya juga termasuk dalam kelas/kategori, dan memiliki fungsi pada kalimat tersebut. urutan dari rentetan kata juga akan menentukan jenis kalimat yang adalah satuan sintaksis yang sudah disusun dari konstituen dasar, secara umum bentuknya berupa klausa yang sudah dilengkapi dengan konjungsi bila dibutuhkan dan disertai dengan intonasi yang kalimat sangat penting karena harus mampu menyampaikan informasi, menanyakan hal, bahkan untuk mengekspresikan emosi yang sedang kalimat menurut pendapat Keraf 1984156 adalah satu bagian dari ujaran yang didahului serta diikuti dengan kesenyapan, dan intonasi menunjukkan bagian uraiannya telah kalimat menurut pendapat Dardjowidojo 1988 254 adalah bagian terkecil dari ujaran/teks atau wacana yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kalimat menurut pendapat Slamet Muljana 1969 adalah keseluruhan penggunaan kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin kalimat menurut pendapat Kridalaksana 200192 adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Klausa yang bebas menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan ahli tata bahasa tradisional di dalam buku Chaer 1994240, kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang pendapat Alwi dkk., 2000311, kalimat adalah diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988, kalimat adalah bagian terkecil ujaran/teks yang mengungkapkan pikiran utuh dengan lisan kalimat diiringi dengan alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Sedangkan dalam wujud tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek S dan sebuah predikat P. Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sebab konjungsi hanya ada kalo diperlukan. Konstituen dasar itu biasanya berupa klausa. Sehingga pada klausa diberi intonasi yang final, maka terbentuklah kalimat lainnya yaitu konstituen dasar bisa berupa klausa karena biasanya berupa klausa, tapi bisa juga berupa kata/frasa. Mungkin status kalimatnya tak sama. Kalimat dengan konstituen dasar berupa klausa tentu menjadi kalimat mayor/ yang terbentuk dalam inti kalimat bahasa Indonesia, akan terlihat pada salah satu konstituen yang berperan penting dibanding yang lainnya. Konstituen itu seolah menentukan konstituen lainnya, yang dimana boleh muncul dalam suatu kalimat. Konstituen punya peran besar dan sebagai pusat, sedang konstituen yang lain disebut pendamping. Dalam kalimat yang memakai verba, pendamping adalah KalimatPada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan pula. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik., tanda Tanya?, serta tanda seru!.Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan anggapan yang urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana mendukung fungsi SPOK dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan satuan makna, ide, atas pesan yang paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur KalimatAdapun unsur-unsur dalam suatu kalimat seperti berikut Subjek/Subyek SPredikat PObjek/Obyek OPelengkapKeterangan KCiri dan Contoh dari Masing-masing Unsur KalimatSubjek/Subyek SAdalah unsur pokok yang ada di suatu kalimat, disamping dari unsur predikat. Dalam pola penulisan kalimat bahasa Indonesia, secara umum subjeknya terletak sebelum predikat kecuali jenis kalimat inversi. Secara umum subjeknya berwujud nomina. Contohnya Mereka datang dari Bieber merupakan penyanyi asal pergi ke Justin Bieber, dan Bambang merupakan Subjek. Dan ada juga subjek yang bukan nomina. Contohnya Berwudhu harus dilakukan sebelum menjalankan adalah sebuah hati dapat dialami oleh semua subjek Menjawab pertanyaan “apa” atau “siapa”Diikuti dengan kata “itu”Diawali dengan kata “bahwa”Memiliki keterangan pewatas “yang” konjungsi dengan menggunakan kata “yang”Tidak diawali dengan preposisi seperti “dari”, “dalam”, “di”, “ke”, “kepada”, “pada”.Berupa Nomina atau Frasa NominalPredikat PPredikat juga menjadi unsur utama dalam kalimat di samping subjek, yang menjadi inti dalam kalimat. Unsur yang dapat mengisi predikat dapat berupa kata, sebagai contoh verba, adjektiva, atau nominal, numeral serta preposisional. Tak hanya itu, adapun frasa, sebagai contoh frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia bilangan.Contohnya Gilang bermain gitar di lantai memasak sedang melihat game kata bermain , memasak, dan melihat merupakan sebuah predikatMenjawab pertanyaan “mengapa” dan “ berupa kata “ialah” atau “adalah”.Ingkaran dapat diwujudkan dengan kata “tidak”Bisa diikuti dengan kata-kata aspek atau modalitas, contoh “telah”, “sudah”, “sedang”, “belum”, “akan”, “ingin”, “hendak”, “mau”, dan lain OBukan merupakan unsur wajib dalam kalimat. Biasanya letaknya setelah predikat dengan kategori verbal transitif kalimat aktif transitif yang minimal memiliki tiga unsur utama SPO. Dalam kalimat aktif, objek akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Sebaliknya, objek yang ada dalam kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya menjadi kalimat aktif. Secara umum objek berkategori nomina. Contohnya Laras bermain membeli sebuah itu memakan kalimat di atas, kata slime, sebuah boneka, dan pelet merupaan sebuah objekBerada di belakang berubah menjadi subjek dalam kalimat didahului dengan preposisi,Diawali dengan kata “bahwa”PelengkapObjek dan pelengkap memiliki kesamaan. Yaitu bersifat wajib ada sebab untuk melengkapi makna verba predikat kalimat, menempati posisi dibelakang predikat serta tidak didahului preposisi. Perbedaan keduanya terletak dalam kalimat pasif. Dalam kalimat pasif, pelengkap tidak menjadi ada objek dan juga pelengkap di dalam kalimat aktif, objeklah yang akan menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contohnya Gilang selalu ingin berbuat Aji tersandung itu terbuat dari pelengkapBerada dibelakang didahului sama dengan objek. Tetapi objek ada di belakang kalimat, dan pelengkap masih bisa disisipkan dengan unsur lainnya yaitu objek. Contohnya Anggi mengirimi Sri buku membelikan Ayahnya sepatu buku baru dan juga sepatu baru fungsinya sebagai pelengkap dan tidak mendahului KAdalah unsur kalimat yang menjelaskan lebih lanjut tentang sesuatu dalam sebuah kalimat. Contohnya keterangan akan memberikan informasi mengenai tempat, waktu, cara, sebab, dan juga tujuan. Keterangan juga bisa berwujud kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berwujud frasa ditandai dengan preposisi. Seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan yang berwujud anak kalimat ditandai dengan konjungsi kata penghubung. Seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan keteranganBukan termasuk ke dalam Unsur Utama tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek dan pelengkap .Tidak terikat dengan posisi mempunyai kebebasan tempat diawal/diakhir , atau diantara subjek dan predikat.Jenis KeteranganKeterangan WaktuKeterangan waktu dapat berwujud kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan waktu berupa kata merupakan kata yang menyatakan waktu, contoh kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan juga waktu berupa frasa adalah untaian kata yang juga menyatakan waktu, contoh kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan juga minggu depan. Sedangkan keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai dengan adanya konjungtor yang juga menyatakan waktu. Contohnya setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan kalimatnya Bulan depan akan diadakan cuti TempatKeterangan tempat berwujud frasa yang menyebutkan tempat dengan ditandai oleh preposisi, contoh di, pada, dan juga Justin Bieber akan mengadakan konser di New CaraKeterangan cara dapat berwujud kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menjelaskan cara. Keterangan cara yang berwujud kata ulang adalah perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berwujud frasa ditandai dengan kata “dengan” atau “secara”. Keterangan cara yang berwujud anak kalimat ditandai dengan kata “dengan” dan “dalam”.Contoh Ibu memotong ikan dengan menggunakan pisau SebabKeterangan sebab berwujud frasa dan anak kalimat. Keterangan sebab yang berwujud frasa ditandai dengan adanya kata “karena” atau “lantaran” yang diikuti dengan nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berwujud anak kalimat ditandai dengan adanya konjungtor “karena” atau “lantaran”.Contoh Bapak menyuruhku menjauhi Gilang karena tidak berperilaku TujuanKeterangan tujuan dapat berupa frasa ataupun anak kalimat. Keterangan tujuan yang berwujud frasa ditandai dengan kata “untuk” atau “demi”.Sementara keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai dengan adanya konjungtor supaya, agar, dan Sebelum berangkat ke Jakarta, Gilang memeluk ibunya supaya hatinya AposisiKeterangan aposisi akan memberikan penjelasan nomina, contoh subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan aposisi diapit dengan tanda koma, tanda pisah –, atau tanda Dosen saya, Bapak Sudarso, terpilih menjadi dosen TambahanKeterangan tambahan akan memberikan penjelasan nomina subjek ataupun objek. Namun berbeda halnya dengan keterangan aposisi. Keterangan aposisi bisa menggantikan unsur yang diterangkan. Sementara keterangan tambahan tidak bisa menggantikan unsur yang Gilang, mahasiswa tingkat dua, mendapatkan beasiswa ke luar PewatasKeterangan pewatas ini akan memberikan pembatas antara nomina. Contoh subjek, predikat, objek, keterangan, dan juga pelengkap. Jika keterangan tambahan bida dihilangkan, maka keterangan pewatas ini tidak dapat Mahasiswa yang mendapatkan IP tiga lebih akan mendapatkan beasiswa KalimatSeluruh kalimat yang biasanya kita gunakan, beberapa diantaranya berasal dari struktur/pola kalimat dasarnya saja. Sesuai dengan kebutuhan setiap individu, kalimat dasar itu dikembangkan berdasarkan kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia, yaitu Kalimat dasar berpola SPKalimat dasar berpola SP hanya memiliki dua unsur yakni subjek dan predikat. Pada umumnya, predikat dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, maupun kata Mobil itu besarMobil itu sebagai subjek, dan besar sebagai dasar berpola SPOPola kalimat SPO biasa digunakan di dalam kehidupan Gilang mengemudikan sebagai subjek, mengemudi sebagai predikat, dan mobil sebagai dasar berpola SPPelContoh Keluarganya pergi merupakan subjek, pergi sebagai predikat, dan liburan sebagai dasar berpola SPOPelContoh Supir taxi mengemudikan taxinya taxi sebagai subjek, mengemudikan sebagai predikat, taxinya sebagai objek, dan ugal-ugalan sebagai dasar berpola SPKContoh Gilang bermain malam sebagai subjek, bermain sebagai predikat, dan malam hari sebagai dasar berpola SPOKContoh Setiawan mencuci bajunya pagi sebagai subjek, mencuci sebagai predikat, bajunya sebagai objek, pagi tadi sebagai dasar berpola S-P-O-Pel-KKalimat dasar dengan pola ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan juga keterangan. Subjek dapat berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba dwitransitif, objek berwujud nomina atau frasa nominal, pelengkap berwujud nomina atau frasa nominal serta keterangan berwujud frasa Bapak membelikan Gilang sepatu olahraga di Moro dasar berpola dasar dengan menggunakan pola ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap serta keterangan. Dalam pola ini, subjek berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba intransitif, kata sifat serta pelengkap berwujud nomina atau adjektiva dan juga keterangan berwujud frasa Aku sedih ketika kamu masuk rumah Kalimat1. Kalimat Dilihat dari Segi MaknanyaDibagi kembali menjadi lima kategori. Diantaranya Kalimat BeritaAdalah kalimat yang isinya memberitakan tentang informasi kepada pembaca/pendengar. Bila kita bercerita tentang kecelakaan maka kita sedang memberitahu kejadian itu. Contohnya Tadi pagi ada kecelakaan di depan yang terjadi tadi pagi mengakibatkan kemacetan yang cukup yang terjadi di Pekalongan tingginya hingga selutut orang kebakaran di daerah Jakarta PerintahAdalah imperatif yang merupakan kalimat yang artinya mampu memberi perintah dalam melakukan suatu hal. Secara umum kalimat perintah berbentuk taktransitif atau transitif baik aktif maupun pasif. Kalimat yang predikatnya adjektiva juga bisa berbentuk perintah, tergantung macam adjektivanya. Sebaliknya, bila kalimat bukan verbal/adjektiva tak memiliki bentuk perintah. Contohnya Buatlah suatu kalimat dengan pola SPOK!Tutuplah pintu itu!Kalimat Perintah TaktransitifKaidah dalam membuat kalimat perintah taktransitif, yaitu Menghilangkan subjek, biasanya dapat berupa pronomina persona bentuk verba seperti apa partikel –lahjika dikehendaki untuk sedikit memperhalus Kamu berjalan kakilah sekali-kali!Naiklah sepeda sekali-kali!Berliburlah ketempat nenekmu!Kalimat Perintah Transitif AktifKaidah yang dipakai dalam membuat kalimat perintah yang verbanya transatif aktif mirip dengan kaidah yang dipakai pada kalimat perintah traktransitif kecuali tentang bentuk verbanya. Pada kalimat transitif, verbanya harus diubah dalam bentuk perintah lebih dulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari verbanya. Contohnya Kamu Mencari pekerjaan apa saja kalimat berita.Carilah pekerjaan apa saja kalimat perintah.Kamu membelikan adikmu tas baru kalimat berita.Belikanlah adikmu sepatu baru kalimat perintah.Kalimat Perintah Bentuk PasifKalimat ini juga bisa disampaikan dalam bentuk pasif. Bentuk verba yang dipakai masih tetap dalam keadaan pasif, dan urutan katanya tak berubah. Bila dituliskankalimatnya akan disertai penggunaan tanda seru !. Sementara jika diucapkan, maka nada yang digunakan cenderung naik. Contohnya Kontrak itu harus dikirim sekarang!Surat harus diketik serapi-rapinya, ya!Penggunaan kalimat dalam bentuk pasif pada bahasa Indonesia sangat umum digunakan. Hal itu berkaitan dengan keinginan pembicara dalam meminta seseorang melakukan sesuatu Kalimat PerintahSelain kalimat yang bentuknya pasif, masih ada juga sejumlah kata yang dipakai dalam menghaluskan perintah. Contohnya coba, tolong, dan silahkan yang seringkali Ingkar pada Kalimat PerintahKalimat perintah juga bisa dibuat menjadi bentuk ingkar dengan menggunakan kata jangan. Misalnya kata “tolong” dan “coba”, kata “jangan” juga diimbuhi dengan partikel -lah di dalam kalimat perintah. Contohnya Janganlah membuang sampah dekat-dekat dengan tiang listrik TanyaKalimat tanya biasa disebut dengan kalimat interogatif yang isinya kalimat dengan maksud untuk menanyakan sesuatu/seseorang. Bila seseorang ingin mengetahui jawaban dari sesuatu, maka ia akan bertanya pada orang dengan kalimat ini lima cara yang dipakai dalam membentuk kalimat tanya Menambahkan kata urutan kata “bukan” atau “tidak”.Mengubah intonasi menggunakan kata SeruKalimat ini biasa disebut dengan kalimat interjektif, yaitu kalimat yang menunjukkan rasa kagum pada sesuatu. Sehingga kalimat ini menggunakan tanda Diathesis KalimatKalimat AktifAdalahh kalimat yang dimana subjeknya langsung melakukan pekerjaan pada objeknya. Secara umum kata kerja dipakai dengan ditandai awalan me-. Tapi tak sedikit kalimat aktif yang disertai dengan imbuhan, contohnya makan dan minum. Contoh kalimatnya Gilang menggunakan botol untuk menciptakan PasifPada kalimat pasif kata kerja yang dipakai adalah menggunakan kata di- atau ter-. Contoh kalimatnya Bangunan disana dikerjakan dengan sangat baik oleh para arsitektur Berdasarkan Urutan KataKalimat NormalAdalah kalimat yang berpola dasar yang dimana subjek pada kalimatnya mendahului InverseAdalah kalimat kebalikan dari kalimat normal. Yang dimana predikat yang dipakai mendahului MinorKalimat ini mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya. Contohnya kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan ataupun MayorKalimat mayor hanya memiliki subjek dan predikat saja. Objek, pelengkap dan juga keterangan dapat ditambahkan sesuka hati. Sama halnya dengan yang ada di pola dasar Berdasarkan Struktur GramatikalnyaKalimat TunggalPada kalimat tunggal hanya memiliki subjek dan predikatnya saja. Bila dilihat pada unsur penyusunannya, maka kalimat panjang dalam bahasa Indonesia bisa diubah ke dalam bentuk yang paling Ibu-ibu bersalamanDapat kita lihat, pola kalimat di atas hanya memiliki subjek dan predikat saja, sehingga dapat dikategorikan ke dalam kalimat MajemukDalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggabungkan beberapa pertanyaan ke dalam satu kalimat untuk memudahkan dalam hal berkomunikasi. Sehingga nantinya akan menghasilkan penggabungan pada struktur kalimat yang ada kalimat dasar di dalamnya. penggabungan itulah yang disebut dengan kalimat majemuk. Jenis-jenis kalimat majemuk diantaranya yaitu Kalimat Majemuk SetaraStruktur dari kalimat majemuk setara memiliki dua atau lebih kalimat tunggal yang apabila dipisahkan dapat berdiri penghubung atau konjungsi yang digunakan kalimat majemuk setara pada umumnya menggunakan kata dan, serta, tanda koma ,, tetapi, lalu, kemudian, kalimat majemuk setara Indonesia tergolong negara berkembang tetapi Singapura telah digolongkan negara Majemuk BertingkatDalam kalimat ini terdapat dua kalimat yang satunya menjadi induk kalimat yang bisa berdiri sendiri atau bebas, dan anak kalimat kebalikan dari induk kalimat. Kata penghubung atau konjungsi yang digunakan kalimat majemuk bertingkat yakni ketika, sejak, karena, oleh sebab itu, hingga, sehingga, maka, jika, asalkan, apabila, meskipun, walaupun, andai kata, seandainya, agar supaya, seperti, kecuali, kalimat majemuk bertingkat Ilmuwan masih saja mencari asal usul bulan induk kalimat meskipun hingga sekarang masih belum ada kepastian yang jelas anak kalimat.Kalimat Majemuk CampuranAdalah dua jenis kalimat majemuk yaitu setara dan bertingkat yang digabungkan menjadi satu kalimat. Contohnya Sebab hujan turun dengan derasnya, mereka tidak dapat pulang dan menunggu di Berdasarkan Unsur KalimatKalimat LengkapKalimat ini akan mengikuti pola dasar dari suatu kalimat, baik yang telah dikembangkan ataupun yang tidak. Penggunaan unsurnya jelas hingga mudah dipahami. Contohnya Warna hijau melambangkan tidak LengkapKalimat tak lengkap hanya memiliki satu unsur. Pada umumnya jenis kalimatnya seperti semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, setuan, larangan, sapan dan lain kalimat tidak lengkap Kapan pulang?5. Berdasarkan PengucapanKalimat LangsungSecara detail, kalimat langsung ini bisa menirukan sesuatu yang disampaikan oleh orang lain. Tanda baca kutip juga dipakai dalam kalimat langsung. Kutipannya berupa kalimat tanya, berita atau kalimat langsung “Letakkan sapumu!” bentak pak Tak LangsungAdalah kalimat yang melaporkan kembali tentang kalimat yang disampaikan oleh orang lain. Kutipannya berupa berita. Contoh kalimat tak langsung Bapak Gilang berkata padaku bahwa lebih baik membaca daripada KalimatSubjekAdalah pokok kalimat. Fungsinya yaitu dapat dicari dengan pertanyaan “Siapa/Apa yang dibicarakan oleh kalimat ini?” Subjek berjenis kata benda atau frasa benda, karena definisi subjek merupakan sesuatu yang disebutkan oleh keterangan langsung terhadap suatu subjek. Predikat bisa ditemukan dengan pertanyaan “Ada apa dengan subjek? Apa yang dilakukan subjek? Bagaimana keadaan subjek?”ObjekAdalah bagian dari kalimat yang dapat diubah mengjadi subjek, caranya dengan dipasifkan/diaktifkan. Objek dapat ditemukan dengan cara memastikan/mengaktifkan kalimat. Bagian yang berubah dari subjek adalah bagian dari sifatnya yang keterangan yaitu bisa berpindah dengan melewati subjek/predikat, tanpa mengubah makna kalimat bentuknya menyerupai ciri pelengkap yakni tidak bisa dipindahkan atau melompati subjek dan predikat serta tidak dapat diubah menjadi penjelasan lengkap dari Pengertian Kalimat yang dimulai dari pengertian hingga fungsinya. Semoga informasi ini membantu anda dalam memahami kalimat dan cara membuatnya. Dan semoga Juga
Teks prosedur memiliki beberapa struktur penulisan yang khas, berikut ini adalah beberapa struktur yang ada di teks prosedur: 1. Pengantar atau Pembuka. Umumnya, struktur dari teks prosedur diawali dengan judul, lalu disusul dengan kalimat pembuka atau pengantar. Di bagian pengantar, penulis akan memaparkan sedikit tentang topik yang akan
Ilustrasi Kalimat Efektif, Sumber KumparanKalimat efektif, sering digunakan ketika sedang menulis teks, atau bacaan. Biasanya, kalimat ini sering dipakai dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Efektif artinya, Anda menggunakan bahasa secara singkat dan utama dalam kalimat efektif adalah dapat dengan mudah dimengerti. Masih banyak yang belum bisa menggunakan kalimat efektif dengan baik dan benar. Namun, dalam artikel ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat kalimat yang sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan EYD.Kalimat efektif, tentu saja sama dengan kalimat-kalimat yang lainnya, yaitu memiliki struktur bahasanya sendiri. Ada apa saja? Yuk cek strukturnya di bawah yang ada dalam kalimat efektif tidaklah jauh berbeda dengan struktur kalimat lainnya. Struktur kalimat ini terdiri dari subjek, objek, predikat, dan keterangan. Jika semuanya sudah ada di dalam kalimat, dan tersusun rapih, maka bisa disebut sebagai kalimat struktur, terdaat ciri-ciri kalimat efektif yang harus Anda ketahui. Melansir dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri dari kalimat tersebut diantaranyaKalimat efektif dikatakan efektif jika kalimat tersebut dapat dengan mudah dipahami, tanpa membutuhkan penjelasan yang berbelit-belit. Kehematan kata ini bisa Anda lihat, pada kejamakan kata yang terdapat dalam suatu Kalimat Efektif Ketegasan Makna Menjadi Ciri Dalam ArtikelDikatakan kalimat efektif, apabila terdapat ketegasan makna di dalam artikel. Kata-kata jamak, bisa terjadi jika pada suatu bacaan terdapat kata yang berbeda dengan makna yang sama. Agar ketegasan makna ada di dalam suatu tulisan, maka dari itu kurangi kata-kata jamak yang ada itu, terdapat ciri-ciri yang lainnya lho. Seperti, kelogisan kalimat, kesejajaran bentuk, dan masih banyak artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda ya!
Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.” Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.” 8. Kesepadanan. Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P). Contoh: “ Johan belajar di kelas.” Sebelumnya, kita telah mengenal berbagai jenis-jenis kalimat berdasarkan fungsinya, jenis-jenis kalimat berdasarkan unsurnya, dan jenis-jenis kalimat berdasarkan subjeknya. Kali ini, kita juga akan mengetahui beberapa jenis-jenis kalimat lainnya yang didasarkan pada struktur yang terkandung di dalamnya, Adapun struktur yang dimaksud adalah struktur gramatikal yang merupakan struktur pembentuk kalimat, yang terdiri dari fonem, morfem, jenis-jenis kata, frasa dalam bahasa Indonesia, klausa dalam bahasa Indonesia, unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia, dan pola kalimat dasar beserta contohnya. Adapun jenis-jenis kalimat berdasarkan strukturnya adalah sebagai berikut. 1. Kalimat Tunggal Merupakan kalimat yang strukturnya terbilang sederhana, karena hanya terdiri atas subjek S dan predikat P. Meski begitu, kalimat tunggal juga bisa ditambahkan unsur-unsur kalimat lainnya. Adapun ciri-ciri kalimat tunggal adalah sebagai berikut Hanya menyampaikan satu peristiwa atau satu pembahasan saja. Memiliki satu struktur kalimat, di mana kalimat tunggal hanya punya satu subjek, satu predikat, dan lain sebagainya. Tidak menggunakan konjungsi dan penggunaan tanda koma ,. Selain ciri, kalimat tunggal juga mempunyai beberapa jenis, yakni kalimat nomina dan kalimat verba. Kalimat nomina merupakan kalimat tunggal yang setruktur kalimatnya berupa subjek dan predikat yang berbentuk jenis-jenis kata benda, dan bisa ditambahkan unsur-unsur kalimat lainnya. Sementara itu, kalimat verba adalah kalimat yang strukturnya terdiri atas subjek dan predikat yang berbentuk jenis-jenis kata kerja. Untuk mengetahui kedua jenis kalimat tunggal tersebut, berikut ditampilkan beberapa contoh kalimat tunggal nomina dan berba Kalimat Nomina Ayah Andi adalah seorang guru di sebuah SMP Negeri di kota Bandung. S= Ayah Andi, P= adalah seorang guru kata benda, K= di sebuah SMP Negeri di kota Bandung Pak Mulyadi merupakan Kepala Desa di Desa Sukamulya ini. S= Pak Mulyadi, P= merupakan Kepala Desa kata benda, K= di Desa Sukamulya ini Kalimat Verba Adik bermain biola. S= adik, P= bermain kata kerja, Pel= biola Rahmi membelikan Dini mainan baru. S= Rahmi, P= membelikan kata kerja, O= Dini, Pel= mainan baru 2. Kalimat Majemuk Merupakan jenis kalimat yang di dalamnya mempunyai strukturnya terdiri atas gabungan dua klausa dalam bahasa Indonesia, atau gabungan dua kalimat yang dihubungan dengan jenis-jenis kata tugas dan contohnya, sehingga terbentuklah suatu kalimat yang utuh. Kalimat majemuk sendiri terdiri dari beberapa jenis, di mana jenis-jenis kalimat majemuk itu antara lain Kalimat Majemuk Setara Merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dari hasil penggabungan klausa atau kalimat tunggal yang mempunyai kedudukan maksud yang setara. Biasanya, dua klausa atau kalimat tersebut digabungkan dengan kata dan. Contoh kalimat majemuk setara Ibu pergi berbelanja ke pasar dan Ayah berangkat kerja ke kantor. Adik pergi ke sekolah dan kakak berangkat ke kampus. Kalimat Majemuk Rapatan Merupakan kalimat majemuk yang terbentuk karena hasil proses penggabungan atau perapatan dua kalimat yang mempunyai unsur yang sama, entah itu subjeknya, predikatnya, maupun unsur-unsur lainnya, Contoh kalimat majemuk rapatan Contoh 1 Ibu membeli ikan pindang di pasar. Ibu membeli sayur-sayruan di pasar. Kedua kalimat itu kemudian dirapatkan menjadi kalimat beikut Ibu membeli ikan pindang dan sayur-sayuran di pasar. Contoh 2 Ibu memasak ikan pindang. Bibi memasak sayur asem. Kedua kalimat itu lalu dirapatkan menjadi Ibu memasak ikan pindang, sedangkan bibi memasak sayur asem. Kalimat Majemuk Bertingkat Merupakan kalimat majemuk yang strukturnya terbentuk dari contoh anak kalimat dan induk kalimat. Anak kalimat adalah penjelas dari inti kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, sedangkan induk kalimat merupakan inti dari kalimat majemuk bertingkat yang dapat berdiri sendiri. Keduanya biasanya digabungkan dengan menggunakan kata-kata tertentu, seperti sehingga, sejak, dan sebagainya. Contoh kalimat majemuk bertingkat Putra kehujanan saat berangkat ke sekolah, sehingga badannya pun kebasahan saat tiba di sekolah. Anak kalimat badannya pun kebasahan saat tiba di sekolah. Induk kalimat Putra kehujanan saat berangkat ke sekolah. Pak Aceng sudah lama tinggal di Jakarta sejak dua tahun yang lalu. Anak kalimat dua tahun yang lalu. Induk kalimat Pak aceng sudah lama tinggal di Jakarta. Kalimat Majemuk Campuran Merupakan kalimat majemuk yang strukturnya merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Adapun ciri-ciri kalimat ini adalah Terdiri atas tiga kalimat yang digabungkan menjadi satu. Mempunyai anak dan induk kalimat. Mempunyai dua atau lebih konjungsi. Contoh kalimat majemuk campuran Adi sedang mencorat-coret halaman belakang bukunya. induk kalimat Tara sedang membaca buku pelajaran. induk kalimat Pak Guru tidak masuk ke kelas. anak kalimat Jika ketiganya digabung, maka akan menjadi Adi sedang mencorat-coret halaman belakang bukunya dan Tara sedang membaca buku pelajaran saat Pak Guru tidak masuk ke kelas. Demikianlah jenis-jenis kalimat berdasarkan strukturnya. Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian. Kalimat tunggal juga disebut dengan nama kalimat sederhana. Jenis kalimat ini gampang sekali dipahami karena tidak struktur sederhananya sehingga tidak memerlukan konsentrasi tinggi. Kalimat tunggal paling cocok untuk menulis karya sastra anak-anak dan teks-teks yang perlu dicerna dengan cepat. B. Kalimat Majemuk
Syarat Kalimat Efektif – Pada saat Kamu membaca atau menyimak sesuatu hal, apa Kamu pernah menjumpai bacaan atau pembicaraan yang bertele-tele? Tentu kedua hal tersebut tidak mudah dipahami. Nah, bacaan atau pembicaraan yang panjang dan bertele-tele tersebut dapat dikatakan dikatakan memiliki kalimat yang tidak efektif. Orang yang suka menyampaikan sesuatu dengan bertele-tele tersebut biasanya ingin terlihat menawan. Namun, pada dasarnya kalimat yang dibuat dengan tidak efektif bisa menghambat proses pemahaman, malah cenderung membingungkan. Nah, pada artikel kali ini, Kita akan mempelajari tentang syarat kalimat efektif yang harus ditaati untuk membuat kalimat efektif yang baik. Sebelum itu, ada baiknya Kita mengulas kembali pembahasan tentang pengertian kalimat efektif. A. Pengertian Kalimat EfektifB. Syarat Kalimat Efektif1. Kesepadanan Struktura. Memiliki subjek dan predikat yang jelasb. Tidak terdapat subjek gandac. Tidak menggunakan kata penghubungd. Tidak menggunakan kata yang’ untuk mendahului predikat2. Keparalelan Bentuk3. Kehematan Kataa. Menghilangkan pengulangan subjekb. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimatc. Memperhatikan kata jamakd. Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata4. Kecermatan Penalaran5. Kelogisan BahasaRekomendasi Buku & Atikel Terkait Syarat Kalimat EfektifKategori Ilmu Bahasa IndonesiaMateri Terkait Kalimat efektif pada dasarnya merupakan sebuah kalimat yang memiliki susunan dan makna sehingga dapat dipahami oleh orang lain dengan lebih mudah. Kalimat efektif sendiri bisa disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Kalimat ini biasanya akan sangat berguna pada saat ingin melakukan interaksi maupun membuat sebuah tulisan. Dalam menggunakan kalimat efektif, Kamu diharuskan untuk dapat memberikan jaminan terkait kejelasan suatu informasi yang disampaikan, baik itu dari penulis kepada pembaca maupun dari pembicara kepada pendengar. Hal ini dikarenakan kalimat efektif dapat membuat seseorang bisa memahami suatu informasi dengan lebih mudah. Dalam karyanya yang berjudul Kalimat, Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka mengatakan bahwa kalimat efektif memiliki definisi yaitu sebagai sebuah kalimat yang bisa digunakan untuk mengungkapkan gagasan sesuai keinginan dari seorang penulis atau pembicara. Salah satu tujuan utama dari seseorang yang menyampaikan kalimat secara efektif adalah pesan dapat tersampaikan secara lugas dan bisa dipahami oleh para penerima pesan dengan pemahaman makna yang sama. Sementara itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak efektif adalah pada saat gagasan yang ada di dalam kalimat bisa dipahami dengan mudah dan jelas oleh pembaca atau pendengar. Hal ini dikarenakan, penulis atau pembicara biasanya memasukkan sebuah gagasan pada suatu kalimat. Maka dari itu, pada bagian selanjutnya, Kita akan membahas tentang beberapa syarat kalimat efektif yang harus dipenuhi dari sebuah kalimat untuk bisa disebut efektif. B. Syarat Kalimat Efektif Dalam proses mempelajari tentang cara menggunakan kalimat efektif, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah syarat kalimat efektif dan contoh dari kalimat efektif itu sendiri. Pada bagian ini, Kamu akan disajikan penjelasan sekaligus contoh supaya suatu kalimat bisa disebut sebagai kalimat efektif. Oleh karena itu, Kamu dapat menyimak bagaimana penyusunan struktur kalimat efektif sehingga dapat memahami perbedaanya dengan kalimat yang tidak efektif. 1. Kesepadanan Struktur Syarat kalimat efektif yang pertama dari kalimat efektif adalah kesepadanan struktur. Kesepadanan struktur ini dapat dipahami sebagai kalimat dengan struktur bahasa yang sepadan terhadap gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara. Hal ini berarti kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Tidak hanya itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif apabila dapat menggunakan kata hubung secara tepat. Berikut ini adalah beberapa syarat kalimat efektif yang harus dipenuhi agar kalimat bisa disebut efektif dan memiliki kesepadanan struktur, diantaranya yaitu a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas Suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah dengan cara menghindari pemakaian kata depan seperti di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan lain sebagainya sebelum penyebutan subjek. – Contoh kalimat salah Bagi semua siswa SMA Negeri 47 Jakarta harus mengikuti apel hari Senin. – Contoh kalimat benar Semua siswa SMA Negeri 47 Jakarta harus mengikuti apel hari senin. b. Tidak terdapat subjek ganda Suatu kalimat bisa memiliki struktur yang sepadan adalah dengan cara tidak menuliskan subjek ganda. Subjek ganda dalam suatu kalimat bisa mengakibatkan informasi menjadi tidak terfokus sehingga membuat orang lain akan kesulitan untuk memahami maknanya. Contoh Contoh kalimat salah Penyusunan laporan akhir sekolah itu saya dibantu oleh para dosen. Contoh kalimat benar Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu penyusunan laporan itu’ dan saya’. c. Tidak menggunakan kata penghubung Penggunaan kata hubung yang tidak tepat dapat membuat kalimat tidak bisa dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar. – Contoh kalimat salah Kami ketinggalan kereta. sehingga kami datang agak terlambat. – Contoh kalimat benar Kami ketinggalan kereta. Oleh karena itu, kami datang agak terlambat. d. Tidak menggunakan kata yang’ untuk mendahului predikat Kata yang’ dalam suatu kalimat dapat membuat menjadikan struktur kalimat menjadi tidak sepadan. Hal itu dikarenakan bisa predikat menjadi kehilangan fungsinya. Contoh kalimat salah Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Surya. Contoh kalimat benar Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya. Kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif kesepadanan struktur dapat membuat sebuah gagasan atau informasi dapat tersampaikan dengan lebih mudah. Tentunya hal ini juga akan semakin memudahkan pembaca atau pendengar untuk memahaminya. Kesepadanan struktur pada akhirnya mencegah pembicara dengan pendengar atau pembaca dengan penulis untuk salah paham. 2. Keparalelan Bentuk Syarat kalimat efektif yang kedua yaitu keparalelan bentuk. Suatu kalimat bisa dikatakan efektif apabila memiliki bentuk yang paralel atau sejajar. Hal ini berarti, apabila suatu kalimat memiliki bentuk pertama yakni kata benda. Maka kalimat selanjutnya juga harus memiliki bentuk kata benda. Cara ini pun bisa berlaku untuk kalimat yang bentuk pertamanya menggunakan kata kerja. Alhasil, kalimat selanjutnya harus memiliki bentuk yang memakai kata kerja juga. Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kalimat efektif keparalelan bentuk, sebagai berikut Contoh kalimat yang salah Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. Kalimat di atas tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. Pasalnya, kalimat tersebut tidak memiliki bentuk yang paralel. Dalam membuat kalimat efektif yang memenuhi syarat kalimat efektif keparalelan bentuk, sebuah kata yang memiliki fungsi sebagai predikat tidak memiliki bentuk yang sama. Oleh karena itu, supaya kalimat bisa menjadi efektif, maka predikat dapat dilakukan pengubahan sehingga menjadi kata benda yang semua. Contoh kalimat yang benar Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. 3. Kehematan Kata Syarat kalimat efektif yang ketiga adalah kehematan data. Suatu kalimat bisa dikatakan menggunakan kata yang hemat yakni kalimat yang penyusunannya tidak terlalu banyak memakai kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu. Beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk menyusun kalimat yang hemat kata yaitu, sebagai berikut a. Menghilangkan pengulangan subjek Kalimat yang hemat kata berarti penyebutan subjek hanya perlu digunakan sebanyak satu kali saja dalam satu kalimat. Oleh karena itu, apabila kalimat yang Kamu buat memiliki dua subjek, maka penyebutannya cukup satu kali saja dan tidak perlu diulang. – Contoh kalimat salah Karena dia tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina. – Contoh kalimat benar Karena tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina. Hal yang perlu diperhatikan dari kedua contoh kalimat di atas adalah tidak adanya pengulangan kata dia’. b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat Kalimat yang hemat kata berarti dalam satu kalimat cukup menggunakan satu kata dengan satu makna saja. Apabila dalam satu kalimat terdapat dua kata yang pada dasarnya memiliki makna yang sama atau biasa disebut juga sebagai sinonimnya. Maka, Kamu hanya perlu menggunakan salah satu kata tersebut. – Contoh kalimat salah Sejak dari pagi dia baru menulis namanya. – Contoh kalimat benar Sejak pagi dia baru menulis namanya. Penggunaan kata sejak’ dan dari’ merupakan kata yang memiliki makna yang sama atau sinonim, sehingga dalam sebuah kalimat efektif hanya perlu menggunakan salah satunya. c. Memperhatikan kata jamak Kalimat yang hemat kata yaitu tidak adanya penambahan kata yang sudah memiliki makna jamak. Oleh karena itu, pada saat Kamu menemukan kata jamak dalam suatu kalimat, maka tidak perlu dilakukan penambahan kata lain yang memiliki makna jamak. Contoh – Contoh kalimat salah Hadirin sekalian dimohon naik ke panggung. – Contoh kalimat benar Hadirin dimohon naik ke panggung. Penggunaan kata hadirin’ dalam suatu kalimat pada dasarnya sudah memiliki makna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan kata sekalian’ setelah kata hadirin. d. Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata Kalimat yang hemat kata yakni kalimat yang memiliki hiponimi kata satu saja. – Contoh kalimat salah Peserta ujian nasional wajib memakai celana warna hitam. – Contoh kalimat benar Peserta ujian nasional wajib memakai celana hitam. Dalam prinsip kehematan kata, penggunaan kata yang berlebihan dalam menyusun kalimat dapat menjadikan suatu kalimat terkesan bertele-tele atau terlalu panjang. Penyampaian suatu informasi yang diinginkan akan menjadi sulit untuk dipahami oleh pendengar atau pembaca. Maka dari itu, dalam menyusun kalimat cukup menggunakan beberapa kata yang hanya diperlukan, sehingga dapat disebut sebagai kalimat yang efektif. 4. Kecermatan Penalaran Syarat kalimat efektif yang keempat adalah kecermatan penalaran. Kecermatan penalaran memiliki fungsi yang penting karena dapat mencegah adanya makna ganda ketika membaca kalimat. Oleh karena itu, supaya suatu kalimat dapat memiliki kecermatan penalaran, Kamu perlu memperhatikan pemilihan kata dalam menyusun kalimat. Contoh kalimat salah Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. Kalimat di atas bisa menimbulkan tafsir ganda atau pemaknaan ganda oleh pembaca. Hal itu dikarenakan ada kata yang belum jelas terkait mahasiswa yang terkenal atau perguruan tingginya yang terkenal. Ada dua bentuk yang bisa Kamu lakukan ketika ingin mengubah kalimat tersebut agar menjadi lebih jelas dan efektif. a. Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah. Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa mahasiswa itu yang terkenal. Penggunaan kata perguruan tinggi’ bisa dihilangkan saja dan tidak perlu disebutkan. Hal itu dikarenakan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mahasiswa sudah pasti berkuliah di perguruan tinggi. b. Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah. Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa perguruan tingginya yang terkenal. Cara penyusunnya pun hampir sama seperti yang dijelaskan di atas. 5. Kelogisan Bahasa Syarat kalimat efektif yang kelima adalah harus memiliki kelogisan bahasa. Kelogisan bahasa dalam suatu kalimat bisa dipahami sebagai ide yang terdapat dalam suatu kalimat dapat diterima dan dipahami oleh akal. Selain itu, kelogisan bahasa juga dapat dilihat dari cara penulisannya yang sesuai atau tidak dengan ejaan yang berlaku. – Contoh kalimat salah Waktu dan tempat kami persilakan. – Contoh kalimat benar Untuk bapak/ibu Andi kami persilakan. Kalimat di atas dapat disebut tidak efektif karena tidak memiliki bahasa yang logis. Hal ini dikarenakan makna dalam kedua kalimat tersebut tidak mengandung makna yang logis. Misalnya saja, pada contoh kalimat salah yang pertama, tidak logis ketika yang dipersilakan adalah waktu dan tempat’. Seharusnya, penggunaan kata waktu dan tempat’ dapat diganti dengan subjek berupa orang, misalnya untuk bapak atau ibu, bahkan bisa juga kepala desa. Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Syarat Kalimat Efektif ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Bagian ini bisa juga disebut dengan struktur paragraf. Unsur pembangun paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik. Misalnya nih, kalimat utama tanpa kalimat penjelas tidak akan membentuk paragraf yang sempurna. Unsur paragraf terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, dan konjungsi. 1.
Hai Quipperian, apa kabarnya, nih? Semoga selalu sehat dan tetap semangat belajar, ya! Siapa di antara Quipperian yang suka dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia? Saat belajar Bahasa Indonesia, materi apa sih yang akan dibahas pertama kali? Tentu kalimat, ya! Tanpa ada kalimat, apalah arti sebuah bahasa. Kalimat itu bermacam-macam, lho. Namun, pada pertemuan ini Quipper Blog hanya akan membahas tentang kalimat tunggal. Lantas, seperti apa bentuk kalimat tunggal? Jika penasaran, yuk baca ulasan berikut ini. Pengertian Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri satu susunan subjek dan predikat serta tambahan objek maupun keterangan serta pelengkap. Pada kalimat ini, kamu hanya akan menemukan satu gagasan saja. Contohnya adalah “Heru memperbaiki sepedanya”. Berdasarkan contoh di atas, Heru merupakan subjek, memperbaiki merupakan predikat, dan sepedanya merupakan objek. Lantas, seperti apa struktur dan ciri-ciri suatu kalimat dikatakan tunggal? Struktur Kalimat Tunggal Kalimat tunggal memiliki struktur sebagai berikut. 1. Subjek dan Predikat S-P Contoh kalimat dengan struktur subjek dan predikat adalah “Ibu sedang memasak.” 2. Subjek, predikat, dan objek S-P-O Contoh kalimat dengan struktur subjek, predikat, dan objek adalah “PT Angkasa Pura merombak jajaran direksinya”, “Kepala SD Mulia memimpin rapat guru”, dan sebagainya. 3. Subjek, predikat, dan pelengkap S-P-Pel Contoh kalimat dengan struktur subjek, predikat, dan pelengkap adalah “Kakek berjalan dengan perlahan”, “Ibu memanggil dengan lantang”, dan sebagainya. 4. Subjek, predikat, objek, keterangan S-P-O-K Contoh kalimat dengan struktur subjek, predikat, objek, dan keterangan adalah “Pemerintah memberikan bantuan UMKM di saat pandemi.” 5. Subjek, predikat, objek, pelengkap S-P-O-Pel Contoh kalimatnya adalah “Singa mengaum dengan keras.” 6. Subjek, predikat, keterangan S-P-K Contoh kalimatnya adalah “adik tertawa di sore hari.” Ciri-Ciri Kalimat Tunggal Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut. Hanya berisi satu informasi atau gagasan. Tidak ada unsur lain dalam kalimatnya karena hanya terdiri dari satu susunan S-P atau S-P-O atau S-P-O-K atau S-P-Pel atau S-P-O-Pel. Tidak ada konjungsi di dalam kalimat. Biasanya diawali dengan huruf kapital. Unsur Kalimat Tunggal Unsur kalimat merupakan unit terkecil yang menyusun sebuah kalimat. Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut. 1. Subjek Subjek merupakan elemen terpenting dalam sebuah kalimat. Tanpa ada subjek, sebuah kalimat tidak akan bermakna. Tidak hanya itu, kesalahan dalam menempatkan subjek pun bisa mengubah makna kalimat. Ciri-ciri subjek yaitu merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa, berupa kata benda atau frasa benda, tidak diawali dengan preposisi, dan tidak bisa ditambahkan dengan kata “tidak” atau “bukan”. Contoh subjek adalah ayah, ibu, si cantik, si gembul, nama orang, kupu-kupu, dan masih banyak lainnya. 2. Predikat Predikat adalah elemen yang menjelaskan kegiatan dari subjek. Kehadiran subjek tanpa predikat juga belum bisa dikatakan kalimat. Ciri-ciri predikat adalah biasanya berupa kata kerja, bisa ditambahkan kata tidak, menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana, tidak bisa didahului kata “yang”, dan bisa diikuti oleh objek maupun keterangan. Contoh predikat adalah mencuci, mencium, melemparkan, memasak, berbicara, dan masih banyak lainnya. 3. Objek Objek merupakan elemen berupa kata benda yang dikenai subjek, contohnya “Jeje melemparkan bola.” Bola merupakan benda yang diperlakukan oleh Jeje. Bagaimana perlakuannya? Dengan cara dilempar. Objek dibagi menjadi dua, yaitu objek penderita dan objek penyerta. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut. Objek penderita adalah objek yang bisa berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dijadikan pasif. Biasanya, objek penderita berupa kata benda atau kata yang dibendakan, contohnya “Galih melempar batu.” Batu merupakan kata benda. Objek penyerta adalah objek yang terletak di belakang objek penderita, contohnya “Galih melemparkan batu berukuran besar.” Nah, kata “berukuran besar” merupakan penyerta dari objek “batu.” Fungsi objek adalah untuk memperjelas makna di dalam kalimat, sebagai pelengkap dan membentuk kesatuan pikiran, dan sebagai dasar pembentuk kalimat yang predikatnya transitif. 4. Keterangan Keterangan merupakan pelengkap yang bisa menjadi informasi tambahan di dalam suatu kalimat. Keterangan bisa berupa tempat, waktu, suasana, akibat, syarat, dan sebagainya. Letaknya juga bisa di tengah, di akhir, atau di awal kalimat. 5. Pelengkap Pelengkap adalah unsur yang bisa melengkapi subjek, predikat, maupun objek. Namun, pelengkap tidak dapat menggantikan kedudukan subjek jika kalimatnya dijadikan pasif, contohnya “Sarah berbicara sopan.” Jenis Kalimat Tunggal Jenis-jenis kalimat tunggal adalah sebagai berikut. 1. Kalimat tunggal nomina alimat yang memiliki predikat berupa kata benda. Contoh kalimatnya adalah “sepedaku adalah produk dalam negeri”, “Ibuku seorang pegawai negeri sipil PNS, “ayam merupakan salah satu jenis hewan”, dan sebagainya. 2. Kalimat tunggal verbal Kalimat yang memiliki predikat berupa kata kerja. Contoh kalimatnya adalah “Kiki menyetir mobil”, “nenek menyapu halaman”, “Lala bermain boneka”, dan sebagainya. 3. Kalimat tunggal adjektival Kalimat yang memiliki predikat berupa kata sifat. Contoh kalimatnya adalah “Suara penyanyi itu merdu sekali”, “Penampilan Jorge Lorenzo sangat memukau”, dan sebagainya. 4. Kalimat tunggal preposisi Kalimat yang predikatnya berupa kata depan. Contoh kalimatnya adalah “Kenzha ke sekolah”, “Ayam di kandang”, “Burung di sangkar”, dan sebagainya. Dari pembahasan di atas, apakah kamu sudah bisa mengidentifikasi bentuk kalimat tunggal? Lalu, apa perbedaan kalimat tunggal dengan kalimat majemuk? Jika pada kalimat tunggal hanya ada satu gagasan atau satu kalimat, pada kalimat majemuk terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat, ya. Jika Quipperian ingin mendapatkan materi lengkapnya, silakan gabung bareng Quipper Video. Jadikan belajarmu lebih seru dan menyenangkan. Salam Quipper! Agar mudah untuk diterima pembaca, artikel juga ditulis dengan komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Maka dari itu artikel juga disebut sebagai tulisan ilmiah populer. 5. Penulisan artikel dibuat dengan sistematis. Artikel memiliki bagian-bagian tertentu dan ditulis secara sistematis, sehingga pembaca dapat mengerti isinya dengan mudah. Kalimat merupakan hal- hal yang kita ucapkan sehari-hari. Ketika Anda berbicara, Anda akan mengucapkan deretan kalimat yang berbagai bentuk, bisa kalimat tanya, bisa kalimat perintah, bahkan kalimat bahasa baku. Kalimat yang Anda ucapkan pasti disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang tengah berlangsung. Penggunaan kalimat yang baik dan tepat akan memudahkan sampainya pesan Anda kepada orang lain dan akan menghindari kesalahpahaman. Nah, bentuk-bentuk kalimat dipelajari sejak Anda duduk di bangku SD. Namun mungkin masih banyak yang lupa dan belum mengerti mengenai kalimat. Untuk itu silakan simak penjelasan berikut. Pengertian Kalimat Kalimat merupakan susunan kata-kata yang membentuk arti dan terdiri dari minimal subjek dan predikat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Online, kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, Arti lainnya adalah perkataan. Masih menurut KBBI, arti kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual atau potensial yang terdiri atas klausa. Para ahli bahasa juga menjabarkan arti kalimat. Gorys Keraf misalnya mengatakan kalimat adalah bagian dari ujaran yang didahului oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Sementara Slamet Muljana 1969 menyebut kalimat adalah keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, ataulebih. Serta menurut Dardjowidojo, kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks wacana yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Unsur Kalimat Kalimat terdiri dari kata atau klausa yang minimal membentuk subjek dan predikat. Untuk kalimat lengkap terdiri dari Subjek + Predikat + Objek + Keterangan SPOK. – Subjek dalam kalimat unsur pokok yang terdapat dalam suatu kalimat, disamping dari unsur predikat. Dalam pola penulisan kalimat bahasa Indonesia, pada umumnya subjek terletak sebelum predikat, terkecuali kalimat inversi. Contoh 1. Avicena adalah ilmuwan dan filsuf kondang Di kalimat ini, yang di posisi subjek adalah Avicena, 2. Ia mengaji Di kalimat ini, yang di posisi subjek adalah “Ia”. Kalimat ini juga hanya terdiri dari subjek dan predikat. Meski tidak ada objek, tetap bisa disebut kalimat. – Predikat adalah unsur utama dalam suatu kalimat di samping subjek dan juga inti dari sebuah kalimat. Biasanya, unsur yang mengisi predikat adalah kata atau frasa seperti verba, adjektiva kata sifat, atau nominal, numeral serta preposisional. Contoh 1. Omar adalah anak Hariman Di kalimat ini Omar adalah Subjek dan adalah merupakan predikat. Sedangkan “anak Hariman” adalah nomina yang menjadi objek. 2. Ombun bermain dengan ular Di kalimat itu Ombun merupakan subjek, sedangkan bermain merupakan predikat verba. – Objek merupakan kata yang terkena aksi subjek secara langsung. Objek ini merupakan unsur yang tidak wajib ada dalam kalimat. Dalam kalimat aktif letak objek adalah setelah predikat. Dalam kalimat pasif, objek akan berubah menjadi subjek. Objek pada umumnya juga merupakan frasa nomina. Contoh 1. Ia mengaji Alquran Dalam kalimat ini klausa yang berperan sebagai objek adalah Alquran. Alquran terkena aksi langsung oleh subjek yakni ia. 2. Pak Karno mencangkul ladangnya setiap hari Dalam kalimat ini, “ladangnya” merupakan objek yang terkena aksi langsung oleh perbuatan subjek yakni Pak Karno. – Keterangan adalah unsur kalimat yang menjelaskan lebih lanjut mengenai sesuatu yang tertera di dalam sebuah kalimat. Keterangan ini bisa menggambarkan tempat, waktu, alat, cara, sebab hingga tujuan. Contoh 1. Fariz terjatuh ke parit saat main hujan Dalam kalimat itu keterangan tempat adalah “ke parit” dan “saat main hujan” adalah keterangan waktu. 2. Mereka menjawab semua soal dengan teliti Nah pada kalimat ini yang merupakan keterangan adalah “dengan teliti”. Keterangan dalam kalimat itu menjelaskan cara. Ciri Sebuah Kalimat 1. Penulisannya diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya atau tanda seru. 2. Minimal terdiri dari subyek dan predikat S+P 3. Urutan SPOK terlihat jelas dan logis. 4. Setiap kata maupun kelompok kata yang dimana mendukung fungsi SPOK dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya. 5. Mengandung satuan makna, ide, atas pesan yang jelas. Jenis Kalimat Kalimat Dilihat dari Segi Maknanya Jika ditinjau dari segi maknanya atau nilai komunikatifnya, kalimat ada lima kategori yakni kalimat berita, perintah, tanya, seru, dan kalimat emfatik. 1. Kalimat Berita Kalimat berita juga sering disebut sebagai kalimat deklaratif, yang merupakan kalimat yang isinya memberitakan sebuah informasi kepada sang pembaca ataupun pendengar. Contoh kalimat berita – Tadi pagi ada kecelakaan di depan sekolah. – Setiap sore bukit ini dikepung kawanan bodat – Hujan semalaman membuat Medan kebanjiran 2. Kalimat Perintah Kalimat perintah juga disebut sebagai kalimat imperatif yang merupakan kalimat yang artinya mampu memberikan perintah untuk melakukan suatu hal. Secara umum, kalimat perintah bisa berbentuk taktransitif atau transitif baik aktif maupun pasif. Tak hanya verba, kalimat perintah juga bisa diisi adjektiva tertentu sesuai kebutuhan. Dan jika kalimat yang bukan verbal atau adjektival tidak mempunyai bentuk perintah. Contoh kalimat perintah – Tutuplah pintu itu! – Angkat kakimu 3. Kalimat Tanya Kalimat tanya sering disebut sebagai kalimat interogatif. Isinya kalimat dengan maksud untuk menanyakan sesuatu ataupun seseorang. Jika seseorang ingin mengetahui jawaban dari suatu hal, maka orang tersebut harus menanyakan kepada orang lain, dan kalimat yang digunakan orang tersebut adalah kalimat tanya. Contoh Siapa yang mengambil kapur di kelas? 4. Kalimat Seru Kalimat seru adalah kalimat untuk menyampaikan rasa kagum terhadap sesuatu. Kalimat ini juga disebut sebagai kalimat interjektif. Biasanya ada tanda seru di akhir kalimat. Contoh – Wow, kamu cantik sekali! – Astaga, sungguh bejat lelaki itu! Berdasarkan Diathesis Kalimat 1. Kalimat Aktif Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap objeknya. Pada umumnya, kata kerja yang digunakan ditandai dengan awalan me-. Contoh – Tikus mencuri makanan di dapur – Kepsek memberi arahan terkait USBN – Mereka melihat ada murid yang merokok di kantin 2. Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kebalikan dari kalimat aktif. Dalam kalimat pasif, objek akan menjadi subjek dan kata kerja yang digunakan berawalan di atau ter-. Contoh – Makanan di dapur dicuri oleh tikus – Arahan terkait USBN diberikan oleh Kepsek – Murid yang merokok terlihat oleh mereka di kantin. Berdasarkan Urutan Kata 1. Kalimat Normal Kalimat berpola dasar yang dimana subjek pada kalimatnya mendahului predikatnya. 2. Kalimat Inverse Kalimat inverse adalah kebalikan dari kalimat normal. Dimana predikat yang digunakan mendahului objek. 3. Kalimat Minor Kalimat minor memiliki satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk kalimat minor contohnya kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan ataupun judul. 4. Kalimat Mayor Hanya memiliki subjek dan predikat saja. Objek, pelengkap dan juga keterangan dapat ditambahkan sesuka hati. Berdasarkan Struktur Gramatikalnya 1. Kalimat tunggal Yakni kalimat yang hanya memiliki subjek dan predikatnya saja. Contoh Sutris belajar 2. Kalimat Majemuk Kalimat yang didalamnya terdapat beberapa kalimat dasar. Penggabungan itulah yang disebut sebagai kalimat majemuk. Kalimat majemuk juga terbagi ke dalam beberapa jenis,yakni kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran. Berdasarkan Pengucapan 1. Kalimat Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang isinya menirukan sesuatu yang disampaikan orang lain. Kalimat ini sering terdapat pada cerpen hingga artikel berita. Tandanya adalah menggunakan tanda kutip dan menunjukkan siapa yang mengucapkannya. Contoh – “Aku tak mau pulang,” ujar Tito saat dijemput ayahnya. – “Kami sudah tak lagi bersama,” kenangnya. 2. Kalimat Tak Langsung Kalimat ini melaporkan kembali mengenai kalimat yang disampaikan orang lain. Biasanya diawali dengan “Dia mengatakan….”, Ia berkata dan lainnya. Contoh; – Saat dijemput ayahnya, Tito mengatakan ia tak mau pulang. – Ia mengatakan mereka sudah tak lagi bersama. Demikian ulasan mengenai kalimat, mulai pengertian, ciri, struktur hingga jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat. * . 489 332 409 213 344 479 387 50

kalimat dengan struktur struktur kalimat saja disebut