AnNahl: 89) Kedua, ayat Kauniyah adalah ayat-ayat berupa segala bentuk ciptaan Allah Swt seperti alam semesta (langit danbumi) serta segala yang ada di dalamnya. Dari mulai ciptaan Allah yang terkecil sekali sampai yang besar. Bahkan manusia, mulai dari fisik maupun psikisnya juga merupakan bentuk dari ayat Kauniyah.
100% found this document useful 1 vote1K views16 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote1K views16 pagesMakalah - Ayat MAkiyah Dan MadaniyahJump to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
a Dapat membantu mempermudah dalam menjelaskan ayat al-Qur’an, dikarenakan makiyah dan madaniyah terkait dengan situasi dan kondisi masyarakat saat itu ketika ayat-ayat al Qur’an diturunkan. b) Melalui gaya bahasa yang berbeda pada ayat makiyah dan madaniyah akan membatu dalam memahami ayat al Qur’an, sekaligus memberikan indikasi
AL-MAKKIYAH DAN AL-MADANIYAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu Yuyun Affandi, Lc., Disusun Oleh Azwar Ubaidillah 1601016094 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALIONGO SEMARANG 2017 I. PENDAHULUAN Mempelajari ayat ayat qur’an dengan tahapannya sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan, dengan bantuan tema surah atau ayat, untuk menentukan apakah sebuah seruan itu termasuk makky atau madany, ataukah iya merupakan tema tema yang menjadi titik tolak dakwah di makkah atau di madinah. Yang terpenting dipelajari dalam pembahasan ini ialah 1 yang di turunkan di makkah 2 yang di turunkan di madinah 3 yang di perselisihkan. Inilah macam macam ilmu qur’an yang pokok, berkisar di sekitar makky dan madany oleh karenanya di namakan “ilmu makky dan madany”. Makalah ini kami buat supaya pembaca mengetahui perbedaan surat makkiyah dan madany, mengetahui ciri cirri al makkiyah dan al madaniyah, selanjutnya mengetahui faedah al makkiyah dan al madaniyah. II. RUMUSAN MASALAH Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Ruang lingkup pembahasan Makkiyah dan Madaniyah Metode membedakan ayat Makkiyah dan Madaniyah Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Faedah mempelajari Makkiyah dan Madaniyah III. PEMBAHASAN Pengertian Makkiyah Dan Madaniyah Pembedaan makkiyah dan madaniyah sangat mendapat perhatian dari para ahli ilmu al-qur’an disebabkan korelasi ayat makkiyah dan madaniyah menimbulkan konsekuensi hukum syariah. Apabila ayat hukum itu turun di makkah maka akan terhapus hukumnya oleh ayat-ayat yang diturunkan di madinah. Konsekuensi ini menuntut para ahli untuk berupaya menentukan setepat mungkin masalah makkiyah dan madaniyah. Maka para ahli ilmu al-qur’an berbeda pendapat dalam menentukan defenisi makkiyah dan madaniyah terdapat empat pendekatan dalam mendefinisikan makkiyah dan madaniyah Pertama pendekatan historis mulahadzatu zamanin nuzul yaitu teori yang berorientasi pada sejarah masa turunnya wahyu. Ulama mendifinisikan makkiyah adalah ayat yang diturunkan di makkah sekalipun turunnya setelah hijrah, sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun di madinah. Kedua pendekatan geografis mulahadzatu makanin nuzul teori ini berorientasi pada tempat turunnya ayat. Maka ayat makkiyah ialah ayat yang turun di makkah dan sekitarnya seperti mina dan arafah atau hudaibiyah. Sedangkan madinah ayat yang turun di madinah dan sekitarnya seperti uhud, quuba dan salwa. Ketiga pendekatan obyek mulahadzatul mukhotobin fin nuzul teori ini berorientasi kepada obyek yang ditunjukkan oleh ayat. Maka makkiyah ialah ayat yang ditunjukkan bagi orang-orang makkah. Menurut pendapat ini bahwa firman allah yang menyeru kepada seluruh manusia ya ayyuhannas adalah makkiyah. Sedangkan ayat yang ditunjukkan kepada orang-orang mukmin ya ayyuhalladzina aamanuu adalah madaniyah. Keempat pendekatan konstektual mulahadzatu maa tadammanathu assuratu, teori ini berorientasi kepada kandungan ayat maupun surat termaksud. Dengan demikian setiap surat mengandun kisah-kisah lama, konsep tauhid, suri tauladan dan semacamnya termasuk makkiyah, sedangkan yang mengandung pembentukan masyarakat, hukum, ekonomi, dan semacamnya termasuk madaniyah.[1] 2. Ruang Lingkup Pembahasan Makkiyah Dan Madaniyah Pembahasan tentang makkiyah dan madaniyah mulai diklasifikasikan untuk menetapkan periode hukum. Sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap dalam menentukan hukum fiqih, ijtihaj, maupun pemikiran hukum yang dikandung ayat-ayat al-qur’an. Ruang lingkup pembahasan ini merupakan dasar-dasar umum dari usaha para ulama untuk memperlajari ayat-ayat makkiyah dan madaniyah, sehingga ilmu ini dinamakan ilmu makkiyah dan madaniyah. Mengenai ayat-ayat yang turun di makkah, madinah dan tempat yang berada disekitar dua tempat tersebut maupun yang diperdebatkan diantara keduanya lebih tepat dalam pembahasan ini. Jumlah surat al-qur’an 114 surat 20 diantaranya madaniyah, terdapat 82 surat yang kesemuanya makkiyah, sedangkan yang dipertentangkan 12 surat. Yang termasuk surat-surat madaniyah terdapat 20 surat al-baqarah 2. Al-imran 3. An-nisa 4. Al-maidah 5. An-anfal 6. At-taubah 7. An-nur 8. Al-ahzab 9. Muhammad 10. Al-faht 11. Al-hujurat 12. Al-hadied 13. Al-mujadalah 14. Al-hasyr 15. Al-mumtahanah 16. Al-jumah 17. Al-munafiqun 18. At-thalaq 19. At-tahriem 20. An-nashr.[2] 3. Metode Membedakan Ayat Makkiyah Dan Madaniyah Para Ulama’ membuat dua pedoman dasar dalam membedakan ayat-ayat diatas, sbb 1. Pedoman samai naqli pemindahan riwayat. 2. Pedoman qiyas ijtihadi mengambil contoh untuk dijadikan analogi dengan dasar ijtihad yang dikemukakan. Pedoman pertama didasarkan atas riwayat shahih dari para sahabat yang hidup dan mempelajarinya pada saat turunnya wahyu itu, atau para tabi’in yang mempelajari Al-Qur’an dari para sahabat dan mendengarnya dari mereka tentang hal ikhwal turunnya wahyu itu. Kebanyakan ayat-ayat yang diturunkan di makkah dan madinah diketahui mereka. Pedoman kedua didasarkan pada kekhususan ayat-ayat makiyyah dan ayat-ayat madaniyah. Apabila dalam satu surat makkiyah terdapat spesifikasi ayat madaniyah maka disebut madaniyah ataupun sebaliknya. Metode ini dikenal dengan metode qiyas ijtihadi.[3] 4. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah Para ulama menetapkan surat-surat makkiyah dan madaniyah, mereka mengambil kesimpulan analogis dari setiap ayat-ayat tersebut yang menjelaskan tentang kekhususan ushlub dan topic yang ia miliki, serta menyusun pula undang-undang penentuan Makkiyah dan Madaniyah serta keistimewaannya masing-masing. Ciri-ciri Makkiyah Setiap surat didalamnya terdapat ayat sajdah maka ayat tersebut makkiyah Setiap surat yang lafadnya terdapat kalimat كلا maka surat itu Makkiyah, dan disebutkan sama sekali kecuali dipertengahan akhir dari Al-Qur’an. Dan ia disebutkan 33 kali dalam 15 surat Setiap surat yang didalamnya menceritakan kisah-kisah Nabi dan ummat terdahulu maka ia disebut makkiyah selain Al-Baqarah Ciri-ciri madaniyah Setiap surat yang menerangkan tentang kewajiban dan sanksi hukum maka disebut madaniyah. Setiap surat yang didalamnya terdapat penyebutan orang munafik maka ia madaniyah selain surat al-Ankabut sesungguhnya surat itu makkiyah. Setiap surat yang didalamnya terdapat pertentangan ahli kitab adalah madaniyah.[4] 5. Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Kita melihat bahwa umat islam berusaha menjaga keagungan dan keabadian risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, risalah yang dibawanya merupakan ajaran yang membawa kesadaran para pemikir disetiap zaman. Telaah tentang Makkiyah dan Madaniyah sangat dibutuhkan sekali. Berangkat dari kesadaran ini, maka kemudian para ulama merincinya satu persatu ayat demi ayat, surat demi surat, untuk menertibkannya sesuai dengan masa turunnya, dengan tetap memperhatikan kondisi sejarah, masa, tempat, dan obyek yang ditunjukknya. Mereka memperhatikan masa diturunkannya maupun tempatnya. Ada kalanya mereka mengumpulkan data-data itu sesuai dengan masa, tempat dan penunjukkannya. Sungguh suatu kerja yang patut dipuji, para ulama telah memberikan telaah yang komperehensif dan representatif dalam bidang ini.[5] 6. Faedah Mempelajari Makkiyah Dan Madaniyah Sebagai satu petunjuk dalam menafsirkan Al-Qur’an karena mengetahui tempat turunnya Al-Qur’an membantu pemahaman ayat dan tafsirnya dengan penafsiran yang benar, meskipun hal ini membantu secara umum saja tidak pada sebab-musababnya. Mengetahui strategi dakwah rasulallah dan mengamalkannya untuk mengembangkan dakwah dimasyarakat. Bahwa strategi defensif tidak selalu merupakan kekalahan dalam memperjuangkan kebenaran, sebaliknya strategi ofensif membuktikan bahwa manusia mampu menciptakan revolusi moral yang mencengankan. Membantu pengembangan wacana tafsir Al-Qur’an dengan baik dan benar. Karena dengan mengetahui pembahasan ini mufassir akan merasa ikut terbawa dengan gaya bahasa yang dipakai dalam ayat-ayat makkiyah yang menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Allah sebagai bukti tauhidullah dan ayat-ayat madaniyah yang menjelaskan hukum secara definitif dan gaya bahasanya yang tegas. Mengetahui hukum-hukum yang turun terakhir kali sehingga dapat mengetahui kedudukan nasikh dan mansuf serta dapat mengambil keputusan hukum yang baik dan benar. Usaha menggali sedalam mungkin suri tauladan dan akhlakul karimah rasulullah dari setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada beliau. Karena mempelajari masa turunnya wahyu kepada rasulullah merupakan upaya mempelajari perjalanan dakwah beliau dari kota makkah sampai kota madinah, hingga akhir hayat beliau. Ini juga merupakan salah satu metode dakwah kepada umat manusia, agar mereka benar-benar yakin akan firman Allah yang diturunkan kepada nabi supaya mereka meyakini bahwa Al-Qur’an adalah sumber asasi dalam dakwah yang mereka lakukan.[6] Untuk di jadikan alat bantu dalam menafsirkan qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekali pun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh bila di antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu. Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah, sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir di turunkan. Qur’an adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah dan umatnya.[7] IV. KESIMPULAN Di era sekarang, banyak masyarakat membaca Al-Qur’an tanpa mengetahui apakah itu ayat makkiyah atau ayat madaniyah, perbedaan ayat makkiyah dan madaniyah terdapat pada tempat turunnnya, kapan turunnya, dan fungsi turunnya ayat tersebut. Al-Makkiyah adalah surat yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah dan didalamnya menceritakan kisah-kisah Nabi dan ummat terdahulu, sedangkan Al-Madaniyah diturunkan di madaniyah setelah hijrah nabi Muhammad dan didalamnya menerangkan tentang kewajiban dan sanksi hukum. Salah satu faedah mengetahui Al-makkiyah dan Al-madaniyah adalah Sebagai satu petunjuk dalam menafsirkan Al-Qur’an karena mengetahui tempat turunnya Al-Qur’an membantu pemahaman ayat dan tafsirnya dengan penafsiran yang benar, meskipun hal ini membantu secara umum saja tidak pada sebab-musababnya. V. PENUTUP Demikian makalah ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah dan mngimplementasikan isi makalah ini. Saran konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian. DAFTAR PUSTAKA Hamid, Shalahuddin, Study Ulumul Qur’an, Jakarta selatan intimedia ciptanusantara, 2002. Mudzakir AS., STUDI ULUMUL QUR’AN , Surabaya CV. Litera Antar Nusa, 2012 Anas, Idhoh, kaidah kaidah ulumul qur’an, Pekalongan Al-Asri, 2008 [1] Shalahuddin Hamid, study ulumul qur’an, 2002, hlm. 191-194 [2] Op. cit hlm. 195 [3] Op. cit hlm. 204-205 [4] Op. cit hlm. 205-206 [5] Shalahuddin Hamid, study ulumul qur’an, 2002, hlm. 189 [6] Op. cit hlm. 207-208 [7] Drs. Mudzakir AS., STUDI ULUMUL QUR’AN, 2012, hlm. 81-82
Tandatanda (ciri-ciri) surat yang turunnya di Makkah dan di Madinah. Pertama, Ayat-ayat Makiyah itu pendek-pendek dan dinamai ayat-ayat Qishar; sedang ayat-ayat Madaniyah panjang-panjang dan dinamai ayat-ayat Thiwal. Buktinya, surat-surat yang diturunkan di Madinah hanya 11/30 Al-Qur’an. Bilangan ayatnya 1456.
- Surah-surah dalam Al-Quran dibedakan menjadi 2 berdasarkan tempat turunnya, yakni surah Makkiyah dan surah Madaniyah. Sesuai namanya, surah Makkiyah adalah surah yang diturunkan Makkah, sedangkan surah Madaniyah adalah surah yang diturunkan di Madinah. Lantas, apa ciri-ciri dan perbedaan kedua jenis surah tersebut?Dikutip dari laman MUI Online, meskipun disebut surah Makkiyah, tidak berarti seluruh ayat pada surah tersebut turun di Makkah. Begitu pula dengan surah Madaniyah, tidak berarti keseluruhan ayat pada surah tersebut turun di Madinah. Penyebutan di atas didasarkan pada mayoritas turunnya ayat dalam surah-surah tersebut. Artinya, sebagian besar ayat-ayat surah Makkiyah diturunkan selama periode Makkah. Demikian juga umum, penurunan Al-Quran berlangsung secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Para ulama membagi masa turunnya Al-Quran menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW. Surah-surah yang turun pada dalam waktu 13 tahun awal Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di gua Hira tergolong surah Makkiyah. Sementara itu, periode Madinah dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun. Setelah hijrah, surah-surah yang turun pada kurun waktu itu disebut surah Madaniyah. Ciri dan Perbedaan Surat Makkiyah dan Madaniyah Untuk mengetahui perbedaan surah Makkiyah dan Madaniyah, perlu diketahui ciri-ciri kedua jenis surah umum, surah Makkiyah terdiri dari ayat-ayat yang pendek serta menjelaskan tentang akidah dan keimanan. Sementara itu, surah Madaniyah membahas tentang muamalah dan perkara Surah Makkiyah dalam Al-Quran Ciri-ciri surah Makkiyah di antaranya adalah sebagai berikut Surah Makkiyah didominasi oleh ayat-ayat pendek. Surah Makkiyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah akidah. Setiap surah yang di dalamnya mengandung ayat sajdah adalah surah Makkiyah. Setiap surah di dalamnya dinyatakan lafal "Kallâ" adalah surah Makkiyah. Lafal itu dinyatakan sebanyak 33 kali dalam 15 surah. Setiap surah yang didahului dengan panggilan "Yâ Ayyuhâ an-Nâs" Wahai Manusia atau "Yâ Banî Adam" Wahai Anak Adam. Setiap surah yang diawali dengan "Fawatih as-suwar" adalah surah Makkiyah. Setiap surah yang mengandung kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu, kecuali kisah Adam dan Iblis yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah adalah Makkiyah. Baca juga Apa 4 Fungsi Hadis terhadap Al-Quran dan Contoh Penerapannya Dalil-Hadis Bulan Muharram di Al Quran & Keutamaan Puasa Muharam Ciri-ciri surah Madaniyah dalam Al-Quran Berikut ini ciri-ciri surah Madaniyah dalam Al-Quran. Surah Madaniyyah didominasi oleh ayat-ayat yang panjang; Surah Madaniyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah sosial kemasyarakatan dan hukum; Lazimnya didahului dengan panggilan "Yâ Ayyuhâ al-Ladzîna Amanû" Wahai orang-orang yang beriman, kecuali pada tujuh tempat, antara lain Surah Al-Baqarah ayat 21 Surah An-Nisâ ayat 1 Surah Al-Hujurât ayat 13 Surah Al-Baqarah ayat 168 Surah An-Nisâ ayat 133 Surah Al-Hajj ayat 1. Pada ayat tersebut digunakan panggilan "Yâ Ayyuhâ an-Nâs" Wahai Manusia; Surah-surah Madaniyah menyebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali surah Al-Ankabut. Dikutip dari buku Ulumul Quran 2011 yang ditulis Ahmad Izzan, cara mengidentifikasi ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Quran tidaklah mudah. Ulama tafsir berusaha melakukan identifikasi dengan dua cara, yakni riwayat dan analogi hasil ijtihad qiyas al-ijtihad. Pertama, cara mengidentifikasinya didapatkan dari informasi para sahabat yang mengatakan tentang turunnya ayat-ayat atau riwayat tabiin yang mendengar langsung dari sahabat mengenai turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Kedua, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbabun nuzul atau kejelasan tempat turunnya sehingga cara yang bisa ditempuh adalah memperhatikan ciri-ciri ayat Makkiyah atau Madaniyah pada ayat tertentu sebagaimana terlihat dalam ciri-ciri surah Makkiyah dan Madaniyah di atas. - Sosial Budaya Kontributor Nurul AzizahPenulis Nurul AzizahEditor Abdul Hadi
AyatMakkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke – 14 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M ) sampai tanggal 1 Robbi’ul Awwal tahun ke – 54 dari kelahiran Nabi, sedangkan Ayat–Ayat Madaniyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan sesudah Nabi Muhammad SAW melakukan
Keywords ayat-ayat Makkiyah, ayat-ayat Madaniyah Abstract Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril, Al-Qur’an berisi petunjuk bagi umat manusia agar memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Isi kandungan Al-Qur’an meliputi tauhid, ibadah, janji dan ancaman, jalan menuju kebahagian, sejarah orang-orang masa lalu. Al-Qur’an, secara geografis di turunkan di dua tempat yaitu Mekkah atau sekitarnya dan Madinah atau sekitarnya. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Makkiyah. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Madaniyah. Pengklasfikasian ayat-ayat Al-Qur’an ini tidak dilakukan oleh Rasulullah saw, akan tetapi pengklasfikasian ini merupakan hasil ijtihad para ulama. Ayat-ayat Makkiyah merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasulullah saw sebelum beliah hijrah ke Madinah. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah turun setelah Beliau hijrah ke Madinah. Pengklasifikasian ini penting sekali untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih mendalam dalam kontek apa dan dalam situasi bagaimana ayat tersebut diturunkan. Disamping itu pengklasifikasian ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan geografis ini berkaitan dengan obyek Al-Qur’an diturunkan, di mana ayat-ayat Makkiyah ditujukan kepada orang-orang kafir Mekkah dan isi kandungannya berupa ketauhidan, janji dan ancaman dan akhlak. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah ditujukan kepada orang-orang Madinah baik golongan Anshor maupun Muhajirin yang sudah beriman dan isinya lebih banyak bersifat sosial Downloads Download data is not yet available.
Dengandemikian, ketiga ayat itu tidak saling bertentangan. Dan tidak hanya Makiyah dan Madaniyah, kita juga dapat mengetahui ayat apa sajakah yang turun di awal dan di akhir dalam al-Qur’an. Maka didalam makalah ini, penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan al-qur’an dan hadis sebagai sumber hukum islam. B
Dalam ulumul Quran, salah satu materi penting yang ada di dalamnya adalah salah satunya tentang bab Makiyah dan Madaniyah. Dalam al-Quran, ada dua jenis surah dilihat dari tempat atau periode turunnya. Yaitu Surah Madaniyah dan Surah Makiyah. A. Pengertian Makkiyah dan MadaniyahSebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa surah-surah yang terdapat di dalam Alquran terbagi menjadi dua bagian, yaitu surat-surat makkiyah dan surat-surat madaniyah. Dalam studi ilmu Alquran, ilmu makkiyah dan madaniyah merupakan bidang kajian yang berupaya untuk membedakan masa penting turunnya al-Alquran baik dari segi isi maupun struktur surah al-Quran. Adapun para ulama berbeda pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyah itu sendiri, terlebih dalam hal mengenai batasan antara mana saja yang termasuk surah makkiyah dan mana yang termasuk surah kita mendasarkan pengertian Makiyah dan Madaniyah pada tempat turunnya ayat, maka pengertian makkiyah adalah ayat-ayat al-Alquran yang turun di Makkah dan daerah-daerah di sekitarnya Mina, Arafah, Hudaibiyah, dll., baik waktu turunnya sebelum Nabi Saw. melakukan hijrah maupun sesudah surah-surah madaniyah adalah ayat-ayat alAlquran yang turunnya di Madinah atau sekitarnya Badar, Sal’, Uhud, dll., baik waktu turunnya sebelum Nabi Muhammad Saw. berhijrah atau pendapat pertama ini, kita tahu bahwasanya al-Quran yang turun dalam rentang waktu 23 tahun tersebut dibagi menjadi Makiyah dan Madaniyah berdasarkan tempat pengertian dari sebagian ulama lain, makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah, sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun kepada nabi Muhammad saw. setelah Nabi berhijrah. Pendapat ini cukup memiliki banyak pendukung, baik dari mayoritas ulama klasik, modern, maupun ulama ini berarti, dimanapun tempat turunnya surah atau ayat al-Quran itu, jika turun sebelum nabi Hijrah maka disebut dengan surah Makiyah dan apabila sesudah nabi Hijrah disebut dengan Madaniah, meskipun turunnya al-Quran itu ada di Mekah saat fathul Mekah dari karakteristik atau tanda-tanda dari Makiyah dan Madaniyah itu, maka pengertian Makkiyah juga dapat dimaknai sebagai ayat-ayat yang arah perintah disebutkan kepada penduduk Kota Makkah, sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang khitabnya atau arah perintah ditunjukkan kepada penduduk kota Madinah dengan menggunakan panggilan يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ wahai orang-orang yang beriman. Dalam pandangan ini, rumusan makkiyah dan madaniyah menjadi lebih simpel dan lebih mudah dimengerti dan dikenali karena kita hanya tinggal melihat pada kriteria panggilan nida’ yang khas dari keduanya tersebut. Namun, pendapat ini masih memiliki kejanggalan karena beberapa hal diantaranya1, Pengertian itu memiliki rumusan yang tidak dapat dijadikan ketentuan karena tidak mencakup seluruh ayat Alquran. Dari 6236 ayat dalam alAlquran, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan nida’, yang artinya tidak semua ayat al-Quran berisi panggilan nida'.2, Hal yang paling penting adalah, tidak semua ayat al-Quran yang diawali dengan wahai manusia atau ya ayyuhannas itu adalah ayat Makiyah., misalnya pada surat al-Baqarah 21 dan anNisa 1 diawali dengan nida’ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ namun bukan termasuk surat juga pendapat yang terakhir yang mana pendapat ini lebih merujuk pada isi ayat al-Alquran. Rumusan dari pendapat ini adalah, jika ayat-ayat atau surat tersebut memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu maka surah tersebut disebut dengan surah makkiyah, sedangkan apabila ayat atau surat itu berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya maka disebut dengan Cara dan Dasar Penetapan Makkiyah dan MadaniyahUntuk mengenal idan menetapkan apakah sebuah surah itu makiyah atau madaniyah, kita bisa merujuk pada rumusan yang ada di dalam kitab al-Burhan fi Ulumil Quran. Disana diuraikan bahwa ada dua cara untuk mengenali ayat dan surat yang termasuk kategori makkiyah dan madaniyah, yaitu cara sima’iy dan qiyasiy. Adapun pengenalan cara sima’iy adalah pengetahuan ayat dan surat makkiyah dan madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat. Sedangkan pengenalan cara qiyasiy adalah pengetahuan ayat dan surat makkiyah dan madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol tersebut, antara lain; melalui ciri khitabnya, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan cara qiyasiy, ada dua pijakan yang dijadikan acuan yakni As-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Alquran1. Dasar aghlabiyah mayoritasSuatu surat bila mayoritas ayat-ayatnya adalah makkiyah, surat tersebut disebut makkiyah. Demikian juga sebaliknya, jika mayoritas ayat-ayatnya adalah madaniyah, surat tersebut disebut Dasar tabi’iyahSuatu surat jika didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah sebelum hijrah, surat tersebut disebut makkiyah. Demikian juga sebaliknya, jika didahului dengan ayat-ayat yang turun di Madinah sesudah hijrah, surat tersebut disebut Karakteristik Makkiyah dan MadaniyahDalam sejarah penurunan Alquran dikenal dua periode yang mana masing-masing dari periode atau masa itu memiliki ciri tersendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dua periode itu adalah periode makkiyah dan madaniyah sebagaimana sudah kita bahas sebelumnya. Ayat-ayat yang diturunkan pada pereode makkiyah hampir seluruhnya berisi tentang persoalan-persoalan akidah yang pada umumnya membicarakan tentang orang-orang musyrik, memuat banyak ibarat dan perumpamaan al-’ibrah wa al-amtsal, serta mengarahkan mereka kepada perubahan pola pikir dari peninggalam nenek moyang mereka berupa adat atau kebiasaan yang buruk dan bertentangan dengan ayat-ayat yang diturunkan pada pereode madaniyah pada umumnya pembicaraan mengarah kepada pembentukan dan pembinaan kehidupan sosial sehingga ayat-ayatnya dominan berkaitan dengan persoalan-persoalan hukum dalam hubungan sosial kemasyarakatan, seperti hukum kekeluargaan atau akhwalusysyahsiyah dan hubungan antara orang Islam dan nonIslam. Ciri-ciri Surah MakiyahKita bisa melihat secara lebih terperinci tentang karakteristik surat-surat makkiyah seperti ciri-ciri berikut inia. Di dalam ayat tersebut berisi Nida atau panggilan يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ karena sasarannya adalah umum, yaitu orang-orang yang masih belum di dalam ayat itu terdapat lafal “kalla” Adapun di dalam seluruh alAlquran, lafal kalla disebutkan sebanyak 33 kali dalam 25 surahc. di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah atau ayat-ayat yang berisi tentang Dalam ayat itu diawali dengan huruf-huruf tahajji atau huruf hijaiyah seperti ف dan ق e. Di dalam ayat dijelaskan kisah para nabi dan umat-umat terdahuluf. di dalamnya terdapat cerita tentang kemusyrikan yang mana tujuannya adalah supaya manusia segera beriman kepada Allah di dalam ayat dijelaskan tentang keterangan adat istiadat orang kafir, orang musyrik, orang yang suka mencuri, merampok, membunuh, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan sebagainyah. Selaras seperti pada poin sebelumnya, isinya memberi penekanan masalah tauhid atau akidahi. kebanyakan ayat dan suratnya pendek seperti yang terdapat dalam surah-surah terakhir dalam urutan Surah MadaniyahAdapun surat madaniyah, memiliki ciri-ciri sebagai berikuta. Berisi Nida يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟b. memuat hukum pidana hudud dalam al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah, ash-Shura, dan pada ayatayat lainc. memuat hukum fara’id al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidahd. berisi izin jihad fi sabilillah al-Baqarah, al-Anfal, at-Taubah, al-Hajje. berisi keterangan tentang karakter orang-orang munafiq kecuali al-Ankabut dalam an-Nisa, al-Anfal, at-Taubah, al-Ahzab, al-Fath, al-Hadid, al-Munafiqun, at-Tahrimf. berisi hukum ibadah al-Baqarah, al-Imran, an-Nisa’, al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Hajj, an-Nur, dllg. berisi hukum muamalah seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai, utang-piutang, dan sebagainya al-Baqarah, al-Imran, an-Nisa’, al-Maidah, dllh. berisi hukum munakahat, baik mengenai nikah cerai rujuk, hadanah al-Baqarah, al-Imran, an-Nisa’, al-Maidah, dlli. berisi hukum kemasyarakatan, kenegaraan, seperti permusyawaratan, kedisiplinan, kepemimpinan, pendidikan, pergaulan dan sebagainya al-Baqarah, al-Imran, al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, alHujurat, dan sebagainyaj. berisi dakwah kepada pemeluk Yahudi dan Nasrani alBaqarah, al-Imran, al-Fath, al-Hujurat, dan sebagainyak. kebanyakan ayat dan suratnya karakteristik yang diuraikan di atas merupakan karakteristik yang menonjol saja. Demikian juga terkait kriteria isi, juga tidak pasti. Selama ini menurut Nasr Hamid Abu Zaid kriteria itu berdasarkan hasil hipotesis dan belum final, tetapi kriteria waktu harus tetap dipertimbangkan secara bersamaan dengan kriteria teks itu sendiri, baik dari sisi isi, maupun dari sisi informasi tentang pengertian dan definisi mengenai surah Makiyah dan Madaniyah berikut dasar penetapan dan karakteristik dari surah makiyah dan madaniyah tersebut. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua amin ya Rabbal Alamin.
Perhatianterhadap ilmu Al-Qur’an menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madaniyah atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam
Apakah kamu sedang belajar bahasa Arab? Pada materi lanjutan ini, kamu akan belajar mengenal sebutan jenis surat atau ayat dalam Al-Quran. Di dalam ajaran Islam, surat atau ayat Al-Quran memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri yaitu Makkiyah dan Madaniyah. Mungkin di tahap ini, kamu masih merasa bingung membedakan bagaimana surat Makkiyah dan Madaniyah di dalam Al-Quran. Nah, artikel Lister kali ini akan membahas mengenai pengertian, ciri-ciri, dan contoh surat yang Makkiyah dan Madaniyah yang perlu kamu tahu! Definisi Makkiyah dan Madaniyah Makkiyah adalah ayat-ayat yang di turunkan di Makah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang di turunkan di Madinah. Dalam pengertian lain, Makkiyah merupakan ayat atau surat yang di turunkan sebelum Nabi hijrah, sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang di turunkan setelah Nabi hijrah. Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyah Melansir dari laman begini karakteristik dari surat Makkiyah dan Madaniyah dari Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya berjudul, Sudahkah Kita Mengenal al-Quran? Ciri-ciri surat dengan sebutan Makiyyah memiliki karakteristik sebagai berikut Ayat yang jika dibaca, maka disunnahkan kepada pembaca dan pendengarnya untuk melakukan sujud ayat SajdahKata kallaa disebut 33 kaliFrasa yaa ayyuha an-naas dan sebaliknya, tidak ada yaa ayyuha alladziina aamanu kecuali surah al-HajKisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu kecuali surah al-BaqarahKisah Nabi Adam AS dan Iblis kecuali surah al-BaqarahPembukaan surah berupa huruf-huruf lepas, seperti qaf, shad, alif-lam-mim-ra, alif-lam-mim kecuali surah al-Baqarah dan surah Ali ImranAyat dan surahnya pendek-pendekUngkapannya keras, cenderung puitis, menyentuh hatiBanyak terdapat kesamaan bunyiBanyak menggunakan huruf qasam sumpahBanyak kecaman kepada kaum musyrikPenekanan pada dasar-dasar keimanan kepada Allah dan Hari Akhir, serta penggambaran surga dan nerakaBanyak tuntunan mengenai akhlaq al-karimah akhlak yang baik Adapun ciri-ciri surat madaniyah adalah sebagai berikut ini Izin untuk perang dan hukum-hukumnyaRincian hukum tentang hudud, ibadah, undang-undang sipil, sosial, dan hubungan antar-negaraPenyebutan tentang kaum munafik kecuali surah al-AnkabutPenyebutan tentang ahli kitabAyat dan surahnya tenang, cenderung prosais, yang ditujunya adalah akal pikiranBanyak mengemukakan bukti dan argumentasi mengenai kebenaran-kebenaran agama. Contoh Ayat/Surat Makkiyah dan Madaniyah Jika kamu masih bingung membedakan jenis-jenis surat Makkiyah dan Madaniyah, di bawah ini adalah ayat dan surat dalam Al-Quran yang memiliki karakteristik makkiyah dan madaniyah. Ayat Makiyyah Metode penyampaian pada mayoritas ayat-ayat makkiyyah itu tegas, dan seruannya juga kuat, karena kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat makkiyyah ini adalah tipe orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan sombong, maka tentunya tidak layak bagi mereka melainkan dengan metode penyampaian dan seruannya yang kuat. Contoh QS AL-QAMAR Ayat Madaniyah Sedangkan ayat-ayat madaniyyah, maka kebanyakan metode penyampaian di dalam ayat-ayat tersebut adalah lembut dan seruannya mudah, karena kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat madaniyyah adalah tipe orang-orang yang tunduk dan menerima kebenaran. Silakan baca surat Al-Maidah. Contoh QS AL MAIDAH
. 361 407 212 194 493 132 218 340
makalah ayat makiyah dan madaniyah